Meski telah lama berdiri, tak banyak yang tahu bahwa di kawasan Padepokan Dhammadipa Arama (PDA) terdapat museum yang menampilkan keberagaman Buddha di Asia. Sebagai salah satu destinasi wisata religi di Kota Batu, museum Buddha Asia ini perlu dikembangkan lebih lanjut, terutama sebagai media literasi religi.

Untuk mendukung pengembangan ini, Latifah, Dosen Kajian Agama-Agama STAB Kertarajasa, mengikuti Bimtek Edukator Museum pada 12-13 Juni 2024. Edukator Museum adalah petugas yang bertugas melakukan kegiatan edukasi dan penyampaian informasi kepada pengunjung. Tugasnya tidak sekadar memandu pengunjung, tapi juga merancang kegiatan edukasi. Dengan latar belakang pengunjung yang beragam, edukator museum perlu menyediakan layanan dan produk pendidikan yang variatif, sehingga pengunjung memiliki banyak pilihan dan dapat memanfaatkan museum sesuai kebutuhan masing-masing.

Yiyok Trio Herlambang, Direktur LSP Permuseuman Indonesia, menekankan pentingnya memenuhi syarat pendirian museum agar layak disebut sebagai museum dan dapat diregistrasi. Syarat tersebut meliputi visi dan misi yang jelas, koleksi yang memadai, lokasi dan bangunan yang sesuai, sumber daya manusia yang kompeten, sumber pendanaan tetap, dan nama museum yang resmi.

Selain aspek teknis, narasumber juga memberikan motivasi dan pengalaman praktis dalam mengatasi berbagai masalah pengelolaan museum, termasuk mengubah kesan museum horor yang membuat masyarakat enggan berkunjung, hingga sikap proaktif dalam mengadakan acara publik berbasis museum untuk edukasi masyarakat.

Mari dukung pengembangan Museum Buddha Asia agar dapat menjadi pusat literasi religi yang lebih baik dan menarik!