Pada tanggal 26 Maret hingga 2 April 2025, telah dilaksanakan kegiatan pelatihan Aṭṭhasīla XXII di Vīhāra Guṇa Vijaya, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. Kegiatan ini diikuti oleh 32 peserta yang berasal dari berbagai wilayah di Kepulauan Riau. Pelatihan ini bertujuan untuk memperkenalkan kehidupan monastik melalui praktik Aṭṭhasīla serta memperdalam pengetahuan dan pemahaman Dhamma para peserta. Salah satu acara penting dalam kegiatan pelatihan ini adalah penahbisan peserta Aṭṭhasīla yang diadakan pada tanggal 27 Maret 2025. Prosesi penahbisan ini dipimpin oleh Bhante Ratanajayo, yang memberikan penahbisan kepada para peserta dengan penuh sukacita. Acara penahbisan ini juga dihadiri oleh Bhante Dhīrasaraṇo sebagai Ketua Panitia dan Aṭṭhasīlani Pabhāsanti dari STAB Kertarajasa yang bertindak sebagai pembimbing dalam kegiatan ini.
Pelatihan Aṭṭhasīla XXII Vīhāra Guṇa Vijaya ini dilaksanakan dengan tujuan utama untuk memperkenalkan kehidupan monastik kepada para peserta, terutama mengenai praktik Aṭṭhasīla yang meliputi delapan sila dasar yang diajarkan oleh Buddha. Para peserta dilatih untuk menjalani kehidupan yang penuh disiplin, menghindari perbuatan buruk, serta mengembangkan kebajikan dalam hidup sehari-hari. Kegiatan ini juga bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan pengetahuan para peserta mengenai Dhamma. Selama pelatihan, para peserta mendapatkan kesempatan untuk belajar dan berdiskusi mengenai ajaran-ajaran Buddha, serta berbagi pengalaman dan refleksi mereka dalam konteks kehidupan monastik. Diskusi Dhamma yang diadakan selama pelatihan ini dipandu oleh para bhikkhu dan bhikkhuni yang berkompeten dalam bidang ajaran Buddha. Selama kegiatan pelatihan berlangsung, para peserta diberikan berbagai kesempatan untuk melatih diri dalam disiplin dan kemandirian. Selain mengikuti sesi belajar dan diskusi, mereka juga diberi kesempatan untuk berlatih meditasi, yang merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan monastik. Kegiatan meditasi ini bertujuan untuk membantu para peserta mengembangkan ketenangan batin dan fokus dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Pada kegiatan ini, para peserta juga mengikuti Dhammayātrā, yaitu perjalanan untuk mengunjungi vihāra-vihāra di daerah Bintan. Melalui Dhammayātrā, para peserta mendapatkan kesempatan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran Buddha dengan mengunjungi tempat-tempat yang memiliki nilai spiritual tinggi. Kegiatan ini menjadi momen penting dalam mempererat kebersamaan dan memperdalam pengamalan ajaran Dhamma. Seluruh peserta diajarkan untuk menjalani kehidupan yang sederhana dan mandiri, mengikuti aturan-aturan Aṭṭhasīla dengan penuh rasa tanggung jawab. Hal ini diharapkan dapat membantu mereka mengembangkan sikap saling menghormati, berbagi, dan memperdalam praktik kebajikan dalam hidup mereka. Pada akhir kegiatan pelatihan, dilakukan sesi permohonan maaf kepada orang tua oleh para peserta. Dalam sesi ini, para peserta menyampaikan rasa terima kasih dan permohonan maaf atas segala kesalahan atau ketidaknyamanan yang mungkin telah mereka perbuat kepada orang tua mereka. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan yang harmonis antara peserta dan orang tua mereka, serta sebagai bagian dari praktik kebajikan yang diajarkan dalam Dhamma.
Setelah itu, kegiatan diakhiri dengan pembagian sertifikat kepada para peserta. Sertifikat tersebut diberikan sebagai penghargaan atas komitmen dan partisipasi aktif mereka dalam mengikuti pelatihan Aṭṭhasīla XXII Vīhāra Guṇa Vijaya. Pembagian sertifikat ini menjadi simbol pencapaian mereka dalam menjalani pelatihan dan pengamalan ajaran Dhamma selama kegiatan ini berlangsung. Dengan berakhirnya pelatihan Aṭṭhasīla XXII Vīhāra Guṇa Vijaya, para peserta diharapkan dapat melanjutkan praktik Aṭṭhasīla dalam kehidupan sehari-hari mereka, serta menerapkan ajaran Buddha dalam segala aspek kehidupan mereka. Kegiatan ini juga menjadi momentum penting untuk memperkuat komunitas Buddhis di Kepulauan Riau dan menginspirasi generasi muda untuk terus mempelajari dan mengamalkan Dhamma.